Mengenal
jenis wayang yang dikenal oleh masyarakat Jawa
Dalam
bahasa Jawa, kata wayang berarti “bayangan”. Jika ditinjau dari
arti filsafatnya, “wayang” dapat diartikan sebagai bayangan atau merupakan
pencerminan dari sifat-sifat yang ada dari dalam jiwa manusia.
Sifat-sifat yang dimaksud antara lain seperti watak angkara murka, kebajikan,
serakah, dan lain sebagainya. Wayang dimainkan oleh seorang dalang yang dibantu
oleh beberapa orang penabuh gamelan dan satu atau dua orang waranggana sebagai
vokalisnya. Fungsi dalang di sini adalah mengatur jalannya pertunjukan
secara keseluruhan. Dalang memimpin semua komponen pertunjukan untuk
luluh dalam alur ceritera yang disajikan.
Mengenai
jenis wayang yang dikenal oleh masyarakat Jawa, ternyata ada beberapa jenis
wayang, diantaranya: Wayang Kulit (Purwa), Wayang wong, Wayang Beber, Wayang
Gedhog, Wayang Klithik, Wayang Golek, Wayang Madya, Wayang Potehi, Wayang
Sadet, Wayang Suluh, Wayang Suket, dan masih banyak lagi jenis wayang lainnya.
1.
Wayang kulit
(purwa)
wayang kulit purwa adalah salah satu wayang yang terbuat dari
kulit sapi atau lembu (makanya di sebut wayang kulit ) ,mengisahkan cerita
cerita purwa Ramayana dan Mahabharata .diciptakan pertama kali wayang kulit
oleh Sunan Kalijaga sebagai sarana dakwah Agama Islam.
2.
Wayang Orang/ wayang wong
Wayang orang disebut juga dengan istilah wayang wong (bahasa Jawa) adalah wayang yang dimainkan dengan menggunakan orang sebagai
tokoh dalam cerita wayang tersebut. Wayang orang diciptakan oleh Sultan Hamangkurat I
pada tahun 1731. Sesuai
dengan nama sebutannya, wayang tersebut tidak lagi dipergelarkan dengan
memainkan boneka-boneka wayang (wayang kulit yang biasanya terbuat dari
bahan kulit kerbau ataupun yang lain), akan tetapi menampilkan manusia-manusia
sebagai pengganti boneka-boneka wayang tersebut. Mereka memakai pakaian sama
seperti hiasan-hiasan yang dipakai pada wayang kulit. Supaya bentuk muka atau bangun
muka mereka menyerupai wayang kulit (kalau dilihat dari samping), sering kali
pemain wayang orang ini diubah/dihias mukanya dengan tambahan gambar atau
lukisan. Pertunjukan
wayang orang yang masih ada
saat ini, salah satunya adalah wayang orang Barata (di kawasan Pasar Senen, Jakarta), Taman Mini
Indonesia Indah, Taman Sriwedari Solo,
Taman Budaya Raden Saleh Semarang, dan
lain-lain.
3.
Wayang Beber
Wayang Beber adalah seni wayang yang muncul dan
berkembang di Jawa pada masa pra Islam dan masih
berkembang di daerah daerah tertentu di Pulau Jawa. Dinamakan wayang beber
karena berupa lembaran lembaran (beberan) yang dibentuk menjadi tokoh tokoh
dalam cerita wayang baik Mahabharata maupun Ramayana. Wayang beber muncul dan berkembang di Pulau Jawa
pada masa kerajaan Majapahit. Gambar-gambar tokoh pewayangan
dilukiskan pada selembar kain atau kertas, kemudian disusun adegan demi adegan
berurutan sesuai dengan urutan cerita. Gambar-gambar ini dimainkan dengan cara
dibeber. Saat ini hanya beberapa kalangan di Dusun Gelaran, Desa Bejiharjo,
Karangmojo Gunung Kidul, yang masih menyimpan dan memainkan wayang beber ini.
4.
Wayang Klithik
Wayang klithik adalah wayang yang terbuat dari kayu.
Berbeda dengan wayang golek
yang mirip dengan boneka, wayang klitik berbentuk pipih
seperti wayang kulit. Wayang ini pertama kali diciptakan oleh Pangeran Pekik, adipati Surabaya, dari bahan kulit
dan berukuran kecil sehingga lebih sering disebut dengan wayang krucil. Munculnya wayang menak yang terbuat dari kayu,
membuat Sunan Pakubuwana II kemudian
menciptakan wayang klithik yang terbuat dari kayu yang pipih (dua dimensi).
Tangan wayang ini dibuat dari kulit yang ditatah. Berbeda dengan wayang
lainnya, wayang klithik memiliki gagang yang terbuat dari kayu. Apabila pentas
menimbulkan bunyi "klithik, klithik" yang diyakini sebagai asal mula
istilah penyebutan wayang klithik.
5.
Wayang
Golek
wayang golek terbuat dari kayu .biasanya kayu yang dipakai adalah kayu mahoni .wayang golek banyak di gunakan dalam beberapa cerita .diantaranya wayang golek purwa yang menceritakan tentang epos Ramayana dan Mahabharata ,wayang golek lenong betawi yang menceritakan tentang betawi ,misalnya si manis jembatan ancol atau si jampang jago betawi .
6. Wayang Madya
Wayang Madya adalah salah satu jenis seni pertunjukan wayang di Indonesia khususnya di Jawa. Bentuk figurnya merupakan perpaduan antara Wayang Purwa dan Wayang Gedog yakni bagian bawahnya meniru Wayang Gedog (berkain rapekan dan memakai keris). Dinamakan “madya” karena istilah ini dapat diartikan sebagai tengah-tengah atau perantara dari dua hal. Kalau dilihat dari geneologi wayang, wayang madya berada di tengah-tengah antara wayang purwa dan wayang gedhog. Cerita wayang madya diawali semenjak Parikesit anak Abimanyu,cucu Harjuna menjadi raja di Hastina sampai Jayabaya (raja Kediri) wafat.
7. Wayang Gedhog
Wayang Gedhog atau Wayang Panji adalah wayang yang
memakai cerita dari serat Panji. Wayang ini mungkin telah ada sejak zaman Majapahit. Bentuk wayangnya hampir sama
dengan wayang purwa. Tokoh-tokoh kesatria selalu memakai tekes dan rapekan.
Tokoh-tokoh rajanya memakai garuda
mungkur dan gelung keling. Dalam cerita Panji tidak ada tokoh raksasa dan kera. Sebagai gantinya,
terdapat tokoh Prabu Klana dari Makassar yang memiliki tentara orang-orang
Bugis. Namun, tidak selamanya tokoh klana berasal dari Makassar, terdapat pula
tokoh-tokoh dari Bantarangin (Ponorogo), seperti Klana Siwandana, kemudian dari
Ternate seperti prabu Geniyara dan Daeng Purbayunus, dari Siam seperti Prabu
Maesadura, dan dari negara Bali. Wayang gedog yang kita kenal sekarang, konon
diciptakan oleh Sunan Giri pada
tahun 1485 (gaman naga kinaryeng bathara)
pada saat mewakili raja Demak yang sedang melakukan penyerbuan ke Jawa Timur (invasi Trenggono ke
Pasuruan). Wayang Gedog baru memakai keris pada zaman panembahan Senapati di Mataram. Barulah pada masa Pakubuwana III di Solo wayang gedog
diperbarui, dibuat mirip wayang purwa, dengan nama Kyai Dewakaton. Dalam
pementasannya, wayang gedog memakai gamelan berlaras pelog dan memakai
punakawan Bancak dan Doyok untuk tokoh Panji tua , Ronggotono dan Ronggotani
untuk Klana, dan Sebul-Palet untuk Panji muda.Seringkali dalam wayang gedog
muncul figur wayang yang aneh, seperti gunungan sekaten, siter (kecapi), payung
yang terkembang, perahu, dan lain-lain.
8.
Wayang
Potehi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar