TOKOH
PANDAWA DALAM KESENIAN WAYANG
Dalam Nawasari Warta Edisi II telah disebutkan bahwa salah
satu jenis wayang adalah wayang Purwa. Di Museum Mpu Tantular Wayang Purwa
dipamerkan di Ruang VII yaitu Ruang Koleksi Kesenian. Untuk mengenal lebih
dekat dengan wayang Purwa, maka kita harus mencoba untuk mengenal para pelaku
dari wayang tersebut. Biasanya wayang Purwa ceriteranya berkisar antara
ceritera Mahabarata atau Ramayana. Dalam ceritera Mahabarata ada pihak PANDAWA
dan pihak KURAWA. Untuk kali ini hanya membahas tentang TOKOH PANDAWA.
Asal Usul
Prabu Pandu Dewanata mempunyai dua orang isteri yaitu Dewi
Kuntitalibrata dengan Dewi Madrim. Prabu Pandu adalah putra Raden Abiyasa raja
dari Astina, sedangkan Dewi Kuntitalibrata adalah putri dari Prabu Kuntibojo
raja Mandura, dan Dewi Madrim adalah putri dari Prabu Mandrapati raja Mandraka.
Dari perkawinan Pandu dengan Kunti menghasilkan 3 putra yaitu: Puntadewa,
Bratasena dan Arjuna, sedangkan dari perkawinannya dengan Madrim menghasilkan 2
putra, yaitu: Nakula dan Sadewa, yang dilahirkan kembar. Tetapi kedua anak
kembar ini mulai kecil diasuh oleh ibu Kunti karena ditinggal mati ayah dan
ibunya (Madrim). Kelima anak Prabu Pandu
itulah yang disebut dengan PANDAWA
1.
PUNTADEWA.
adalah
raja negara Amarta atau Indrapasta. Setelah perang Baratayuda Puntadewa menjadi
raja Astina yang bergelar Prabu Kalimataya. Nama lain yang dipakai adalah:
Darmawangsa, Darmakusuma, Kantakapura, Gunatalikrama, Yudistira, Sami Aji
(sebutan dari Prabu Kresna). Sifatnya: jujur, sabar, hatinya suci, berbudi
luhur, suka menolong sesama, mencintai orang tua serta melindungi
saudara-saudaranya. Pusakanya bernama: Jamus Kalimasada, yang mempunyai
kekuatan sebagai perlindungan dan petunjuk pada kebenaran serta kesejahteraan.
Mempunyai dua isteri yaitu: Dewi Drupadi dan Dwi Kuntulwilaten.
2.
BRATASENA.
Setelah
dewasa bernama Werkudara. adalah ksatria Jodipati dan Tunggulpamenang. Pernah
menjadi raja di Gilingwesi, dengan gelar Prabu Tuguwasesa. Nama lain yang
dipakai adalah: Bima, Bayusutu, Dandun Wacana, Kusuma Waligita. Sifatnya:
jujur, tidak sombong, jiwanya suci, sangat patuh kepada guru-gurunya (terutama
dengan Dewa Ruci), mencintai ibunya serta menjaga saudara-saudaranya. Bila
berperang semboyannya adalah menang, bila kalah berarti mati. Bratasena adalah
merupakan suri tauladan kehidupan dengan sifat yang jujur dan jiwanya suci. Pusakanya
adalah: Kuku Pancanaka di tangan kanan dan kiri sangat ampuh, sangat kuat dan
tajam. Selain kuku pancanaka Werkudara juga mempunyai kekuatan angin (lima
kekuatan angin), serta dapat membongkar gunung. Mempunyai dua permaisuri yaitu:
Arimbi dan Nagagini. Dengan Arimbi mendapatkan putra bernama Gatotkaca, yang
dapat terbang tanpa sayap. Dari perkawinannya dengan Nagagini memperoleh putra
bernama Antasena yang dapat masuk ke dalam bumi dan menguasai samodra.
Bratasena pada waktu lahir dalam keadaan bungkus. Yang menyobek bungkus
tersebut adalah Gajah Situ Seno. Pada waktu itu Gajah Situ Seno masuk ke dalam
tubuh Bratasena, sehingga mempunyai kekuatan luar biasa dan bisa menyobek
bungkus tersebut.
3.
ARJUNA.
adalah
ksatria Madukara, juga menjadi raja di Tinjomoya. Nama lain yang dipakai sangat
banyak, antara lain: Janaka, Parta, Panduputra, Kumbawali, Margana, Kuntadi,
Indratanaya, Prabu Kariti, Palgunadi, Dananjaya. Sifatnya: Suka menolong
sesama, gemar bertapa, cerdik dan pandai, ahli dibidang kebudayaan dan kesenian.
Arjuna adalah ksatria yang sakti mandraguna, kekasih para Dewa, ia adalah
titisan Dewa Wisnu. Istri Arjuna banyak sekali, ia dijuluki lelananging jagad,
parasnya sangat tampan dan tidak ada tandingannya. Permaisurinya di arcapada
adalah Wara Sumbadra dan Wara Srikandi. Selain itu masih banyak lagi
istri-istrinya antara lain: Rarasati, Sulastri, Gandawati, Ulupi, Maeswara,
dsbnya.
Permaisuri di kahyangan antara lain Dewi Supraba, Dewi Dersanala pada bidadari di Tinjomaya. Arjuna berjiwa ksatria, berjiwa luhur, suka menolong, serta kesayangan para Dewa. Tetapi ada kelemahan yang tidak boleh diteladani dan ditrapkan pada jaman sekarang yaitu beristri banyak.
Permaisuri di kahyangan antara lain Dewi Supraba, Dewi Dersanala pada bidadari di Tinjomaya. Arjuna berjiwa ksatria, berjiwa luhur, suka menolong, serta kesayangan para Dewa. Tetapi ada kelemahan yang tidak boleh diteladani dan ditrapkan pada jaman sekarang yaitu beristri banyak.
4.
NAKULA
adalah
anak ke empat Prabu Pandu Dewanata dengan Dewi Madrim yang lahir kembar dengan
Sadewa. Ayah dan ibunya (Madrim) meninggal pada waktu si kembar masih kecil,
oleh karena itu sejak kecil mereka diasuh oleh ibu Kunti dengan tidak membedakan
antara satu dengan lainnya. Setelah perang Bratajuda Nakula dan Sadewa menjadi
raja di Mandraka dengan Sadewa. Nama lain adalah Raden Pinten. Nakula adalah
ahli dalam bidang Pertanian. Pada waktu perang Baratayuda, Nakula dan Sadewa
yang bisa meluluhkan hati Prabu Salya (dari pi- hak Kurawa). Sebab Prabu Salya
adalah saudara Dewi Madrim, selain itu sebenarnya dalam hatinya memihak pada
kebenaran yaitu Pandawa. Akhirnya Prabu Salya memberitahukan kepada Nakula dan
Sadewa bahwa yang bisa mengalahkannya hanyalah Puntadewa, karena Puntadewa
berdarah putih.
5.
SADEWA.
adalah
anak kelima Prabu Pandu dengan Madrim, dilahirkan kembar dengan Nakula. Setelah
perang Baratayuda Sadewa menjadi raja dengan Nakula di Mandraka. Nama kecil
Sadewa adalah raden Tangsen. Sadewa adalah ahli dalam bidang peternakan. Ia
kawin dengan Endang Sadarmi, anak Bagawan Tembangpetra dari Pertapaan Parangalas,
dan mempunyai putra bernama Sabekti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar