PERMAINAN TRADISIONAL(JAWA)
1.
Iok
Iok adalah permainan anak-anak yang terbuat dari kumpulan daun yang
agak lebar. Kumpulan daun diikat jadi satu. Cara memainkan: Kumpulan daun yang
diikat ditendang-tendang keatas dengan menggunakan satu kaki. Pemain yang
nilainya paling rendah mengambil kunpulan daun yang ditendang oleh pemain yang
menang.
Permainan ini dapat melatih ketangkasan anak dalam usia pertumbuhan.
Permainan ini dulu sangat digemari anak-anak untuk bermain. Namun sekarang
hampir tidak kita dapati permainan ini karena semakin terdesak oleh kebutuhan
dan kesenangan pribadinya sesuai tuntutan jaman yang semakin canggih.
2.
Borem
Borem adalah permainan anak yang terdiri dari 2 kubu. Kedua tim harus
saling menguasai dan harus bisa menjaring anggota dari lawan-lawannya. Bila
tinggal 1 lawan 1 dari masing-masing kubu . Siapa yang menang akan bisa
menangkap musuhnya maka ia harus segera memasuki tempat jajahannya dan
menyatakan borem.
Permainan ini dulu sangat digemari anak-anak. Namun sekarang hamper
tidak kita dapati permainan ini karena semakin terdesak oleh kebutuhan dan
kesenangan pribadinya sesuai tuntutan jaman yang semakin canggih.
3.
Sepreng
Sepreng adalah permainan lompat tali yang berasal dari rangkaian karet
gelang. Pemain yang memiliki skor nilai paling tinggi memberikan hukuman kepada
pemain lawan.
Permainan ini dulu sangat digemari anak-anak untuk bermain. Namun
sekarang hampir tidak kita dapati permainan ini karena semakin terdesak oleh
kebutuhan dan kesenangan pribadinya sesuai tuntutan jaman yang semakin canggih.
4.
Bekelan
Bekelan adalah permainan anak dengan melempar bola bekel keatas dan
mengambil batu-batu kecil yang telah dihitung.
Permainan ini dulu sangat digemari anak-anak untuk bermain disiang
hari. Namun sekarang hampir tidak kita dapati permainan ini karena semakin
terdesak oleh kebutuhan dan kesenangan pribadinya sesuai tuntutan jaman yang
semakin canggih.
5.
Baya-bayaan
Baya-bayaan adalah permainan anak dengan melipat kain yang ujungnya
berbentuk segi tiga. Kemudian salah satu anak tidur diatas kain tersebut dan
digulungkan. Bentuk anak tersebut menyerupai buaya dan bergerak gerak menakuti
pemain lainnya.
Permainan ini dulu sangat
digemari anak-anak untuk bermain disiang hari. Namun sekarang hampir tidak kita
dapati permainan ini karena semakin terdesak oleh kebutuhan dan kesenangan
pribadinya sesuai tuntutan jaman yang semakin canggih.
6.
Do is ka do
Do is ka do adalah permainan anak yang dilakukakan dalam bentuk
melingkar dan saling memegang tangan lawan. Ketika menyanyikan lagu “Do is ka
do” pada syair “four” maka salah satu pemain yang tangannya terkena tangan
lawan maka dinyatakan kalah dan siap menerima hukuman dari pemain yang memegang
tangannya pemain yang kalah.
Permainan ini dulu sangat digemari anak-anak untuk bermain disiang
hari. Namun sekarang hampir tidak kita dapati permainan ini karena semakin
terdesak oleh kebutuhan dan kesenangan pribadinya sesuai tuntutan jaman yang
semakin canggih.
7.
BP-BPnan atau Anak-Anakan
BP-BPnan atau anak-anakan adalah permainan anak yang yang berupa
potongan kertas kecil yang berbentuk boneka. Selain bentuk boneka, ada juga
yang berbentuk baju. Cara memainkannya yaitu dengan menggerakkan boneka
tersebut layaknya manusia dan mengenakan baju secara bergantian. Permainan ini
masih dilakukan oleh anak –anak perempuan.
Permainan ini dulu sangat digemari anak-anak untuk bermain disiang
hari. Namun sekarang hampir tidak kita dapati permainan ini karena semakin
terdesak oleh kebutuhan dan kesenangan pribadinya sesuai tuntutan jaman yang
semakin canggih.
8.
Omah-omahan
Omah-omahan adalah permainan anak yang dilakukan dengan menyusun tanah
menjadi bentuk-bentuk ruangan. Patahan lidi dijadikan sebagai orangnya.
Permainan ini biasa dilakukan oleh anak perempuan.
Permainan ini dulu sangat digemari anak-anak untuk bermain disiang
hari. Namun sekarang hampir tidak kita dapati permainan ini karena semakin
terdesak oleh kebutuhan dan kesenangan pribadinya sesuai tuntutan jaman yang
semakin canggih.
9.
Masak-masakan
Masak-masakan adalah permainan anak dengan menggunakan alat-alat masak
yang berukuran kecil yang terbuat plastic, seng maupun dari tanah liat. Bahan
yang digunakan untuk memasak adalah tanah, air dan daun-daunan. Apabila makanan
tersebut dijual, maka dedaunan yang digunakan sebagai mata uangnya.
Permainan ini dulu sangat digemari anak-anak untuk bermain disiang
hari. Namun sekarang hampir tidak kita dapati permainan ini karena semakin
terdesak oleh kebutuhan dan kesenangan pribadinya sesuai tuntutan jaman yang
semakin canggih.
10.
Jangka Payung
Jangka adalah permainan anak dengan cara melompati kotak-kotak yang
berbentuk palang merah. Pecahan genting/patah digunakan sebagai maskotnya.
Cara memainkan permainan ini adalah sebelum main masing-masing patah
peserta diruang 1 dan segera mengadaka undian urutan main. Pemain pertama
melakukan permainan patah sedangkan yang lainnya menunggu sambil mengawasi
pemain pertama sampai pemain pertama ini gagal atau mati dalam permainan itu .
Pemain melakukan loncatan dengklek keruang 2-3-4-5. Ngebrok atau meletakkan
kedua kaki secara terpentang melangkahi garis pada garis batas pada payung dan
selanjutnya mengadakan gerakan loncat goyang melingkari batas.
Cara loncat goyang adalah setelah kaki ngebrok dikotak payung (kaki
kanan di ruang 6 sedangkan kaki kiri diruang 13). Sambil meloncat melempar kaki
kiri kekiri dan meletakkan kaki kanan kekotak yam\ng ditempati kaki kiri tadi
(ruang 13 sedangkan ruang 6 dikosongkan). Ngebrok kembali denagn menempatka
kaki kiri ke ruang nomor 6, kaki kiri kanan keruang bernomor 7. Loncat goyang
lagi menempati kaki kanan ke ruang 6, melempar kaki kiri kesamping, ruang 7
kosong. Ngebrok lagi dengan menempatkan kaki kiri keruang 7 dan kaki kanan
keruang 8. Dan dilanjutkan dengan lompat goyang lagi. Demikian seterusnya
hingga kembali ketempat asalnya. Setelah dapat menghadap pada kotak kaki, melakukan
dengklek lagi menuju bawah (kaki) untuk mengambil patah di ruang 1. Setelah
patah terambil, kemudian dengklek dari ruang 2 keruang 1 dan kemudian keluar.
Setelah menghadap lapangan melemparkan patah keruang 2 dan melakukan dengklek
di ruang kaki (1-2-3-4-5) dan melakukan loncat goyang diruang payung. Demikian
seterusnya sampai patah dapat masuk kembali keruang 1, setelah melewati
ruang-ruang di kaki maupun ruang payung. Untuk selanjutnya sama dengan
permainan jangka yang lain.
Permainan ini dulu sangat
digemari anak-anak untuk bermain disiang hari r. Namun sekarang hampir tidak
kita dapati permainan ini karena semakin terdesak oleh kebutuhan dan kesenangan
pribadinya sesuai tuntutan jaman yang semakin canggih.
11.
Ye-ye
Ye-ye adalah permainan anak yang dilakukan oleh tiga orang atau lebih.
Dua orang diantaranya bertugas memegang tali yang terbuat dari rangkaian karet
gelang yang diarahkan sejajar menurut urutan permainan. Jika salah seorang
gagal melompat maka dia yang akan bergantian bertugas memegang tali.
Cara memainkan permainan Ye-ye yaitu permainan dimulai dengan melipat
karet tersebut pada kaki kanan atau kiri dan berapa kelipatan tersebut sesuai
perjanjian. Misalnya harus kelipatan 3 kali, maka pemain harus melipat karet
pada kakinya tiga lipatan. Kemudian berapa kali ia harus mampu melepaskan diri
dari ikatan itu. Setelah tali karet yang mengikat kakinya itu bisa dilepaskan
dengan cara melomcat-loncat maka dengan cara meloncat-loncat lagi. Pemain ini
harus mengikatkan karet tersebut dikakinya lagi dan sesudah itu dilepas lagi
hingga 10 kali sesuai perjanjian bersama. Kemudian menuju ke permainan ke dua
yaitu pemain pemegang karet berdiri tegak dan memegang tali karet dengan tangan
lurus kebawah. Pemain dalam meloncat atau melewati karet tersebut. Bila dapat
dikerjakan maka karet tersebut ditinggikan sebatas pusar dan harus diloncati
lagi. Demikian seterusnya. Karet tersebut terus dinaikkan setinggi dada, setinggi bahu, dagu, hidung,
telinga, kepala, sejengkal diatas kepala dan yang terakhir merdeka yaitu
meluruskan tangan diatas kepala. Apabila sampai ketinggian merdeka ini berhasil
maka kepada mereka atau kepada anak yang melaksanakan apabila perorangan
mendapat nilai satu. Untuk selanjutnya
berapa nilai yang harus dikumpulkan.
Permainan ini masih banyak dijumpai di sekolah-sekolah dasar yang
dilakukan oleh anak-anak putri pada waktu istirahat.
12.
Tong-tongan
Tong-tongan adalah permainan anak yang dilakukan oleh beberapa anak.
Cara memainkannya adalah dengan membuat lingkaran. Pertama kali yang dilakukan
oleh para pemain adalah hom pim pa terlebih dahulu. Yang kalah berada di luar
lingkaran sedangkan yang berada didalam lingkaran. Pemain yang kalah harus bisa
memegang para pemain yang berada di dalam lingkaran dan tidak boleh menginjak
garis lingkaran. Jika pemain yang berada diluar lingkaran berhasil memegang,
maka pemain yang diluar digantikan oleh pemain yang telah gagal.
Permainan ini dulu sangat digemari anak-anak untuk bermain dimalam hari
sambil menanti saat tidur. Namun sekarang hampir tidak kita dapati permainan
ini karena semakin terdesak oleh kebutuhan dan kesenangan pribadinya sesuai
tuntutan jaman yang semakin canggih.
13.
Balang Blantok
Balang blantok yaitu permainan anak yang dilakukan dengan cara
melemparkan bola yang terbuat dari kumpulan plastik ke arah sebuah batu bata
yang diletakkan secara tegak. Dalam melemparkan bola, pemain tidak boleh
melewati garis yang telah ditentukan. Di depan batu bata terdapat taruhan dari
para pemain. Taruhan tersebut biasanya berupa karet, kartu bergambar atau
kelereng tergantung trennya apa. Jika pemain berhasil merobohkan batu bata maka
taruhannya diberikan kepada pemain yang berhasil menjatuhkan batu bata.
Permainan ini dulu sangat digemari anak-anak untuk bermain disiang hari
sambil menanti saat tidur. Namun sekarang hampir tidak kita dapati permainan
ini karena semakin terdesak oleh kebutuhan dan kesenangan pribadinya sesuai
tuntutan jaman yang semakin canggih.
14.
Dina Boy
Dina boy adalah permainan anak dengan cara melemparkan bola tenis
lapang ke arah tumpukan pecahan genting atau patah. Jumlah patah disesuaikan
dengan jumlah pemain. Dalam melempar bola, pemain tidak boleh melewati garis
yang telah ditentukan. Untuk mencari pemain yang bertugas sebagai penjaga
patah, diadakan hom pim pa terlebih dahulu. Setelah itu permainan dapat
dimulai. Jika ada salah satu pemain yang dapat menjatuhkan patah maka pemain
lainnya segera lari untuk menghindar dari penjaga patah. Sasaran lemparan oleh
penjaga patah yaitu lutut ke bawah dan punggung. Jika bola tidak mengenai
bagian itu maka belum dinyatakan berhasil. Selain menghindar, pemain juga haru
bisa menyusun patah kembali. Apabila ada pemain yang terkena lemparan dari
penjaga patah, maka pemain tersebut dinyatakan kalah dan siap menjadi penjaga
patah.
Permainan ini dulu sangat digemari anak-anak untuk bermain disiang
hari. Namun sekarang hampir tidak kita dapati permainan ini karena semakin
terdesak oleh kebutuhan dan kesenangan pribadinya sesuai tuntutan jaman yang
semakin canggih.
15.
Boi-boinan
Boi-boinan adalah pemainan anak semacam dina boy, namun yang membedakan
adalah jumlah pemain dan boi-boinan memiliki lapangan yang berbentuk persegi.
Jumlah pemain ada 5 yaitu satu orang sebagai pelempar bola dan yang empat
lainnya sebagai penjaga bola yang berada diluar garis. Dalam melempar bola,
pemain tidak boleh melewati garis yang telah ditentukan. Untuk mencari pemain
yang bertugas sebagai penjaga patah, diadakan hom pim pa terlebih dahulu.
Pemain yang kalah menjadi orang yang melempar patah. Jika patah berhasil roboh,
maka pelempar bola siap menata patah yang telah rubuh dan dilarang memegang
bola. Jika berhasil menyusun patah, maka para pelempar bola dinyatakan menang
dan pemain penjaga harus melempar bola ke sasaran yaitu pelempar bola.
Sebaliknya, jika penjaga bola berhasil melempar bola mengenai pelempar
bola maka dialah yang menang dan siap
untuk menjadi pelempar bola.
Permainan ini dulu sangat digemari anak-anak untuk bermain disiang
hari. Namun sekarang hampir tidak kita dapati permainan ini karena semakin
terdesak oleh kebutuhan dan kesenangan pribadinya sesuai tuntutan jaman yang
semakin canggih.
16.
Gotri
Gotri adalah permainan anak dengan cara menyanyikan lagu gotri. Para
pemain membentuk lingkaran kecil dan saling memutarkan sebuah batu. Bagi yang
mendapat batu ketika lagu sudah selesai, maka dialah yang kalah siap mencari
pemain lainnya yang mengumpat ditempat-tempat yang aman agar tidak bisa
ditemukan oleh pemain yang kalah.
Permainan ini dulu sangat digemari anak-anak untuk bermain disiang
hari. Namun sekarang hampir tidak kita dapati permainan ini karena semakin
terdesak oleh kebutuhan dan kesenangan pribadinya sesuai tuntutan jaman yang
semakin canggih.
17.
Sirguir
Sirguir adalah permainan anak
dengan cara menyanyikan lagu sirguir dan mengaitkan satu kaki dengan kaki
teman. Ketika menyanyikan lagu tidak boleh melepaskan kakinya dengan
teman-teman. Jika hal itu gagal maka dia harus menjadi penjaga dan harus
mencari taman-teman yang sedang bersembunyi. Permainan ini biasa dilakukan
ketika bulan purnama atau ketika mati lampu.
Permainan ini dulu sangat digemari anak-anak untuk bermain dimalam hari
sambil menanti saat tidur. Namun sekarang hampir tidak kita dapati permainan
ini karena semakin terdesak oleh kebutuhan dan kesenangan pribadinya sesuai
tuntutan jaman yang semakin canggih.
18.
Gorekan
Gorekan adalah permainan anak dengan menggunakan batu-batu kecil yang
jumlahnya sesuai kehendak. Cara memainkannya adalah dengan melempar satu batu
keatas diikuti dengan mengambil batu lainnya yang jumlahnya sesuai kesepakatan
yaitu berjumlah ganjil atau genap.
Permainan ini dulu sangat digemari anak-anak untuk bermain dimalam hari
sambil menanti saat tidur. Namun sekarang hamper tidak kita dapati permainan
ini karena semakin terdesak oleh kebutuhan dan kesenangan pribadinya sesuai
tuntutan jaman yang semakin canggih.
19.
Semburan
Semburan adalah permainan anak dengan menggunakan karet gelang. Cara
memainkannya adalah dengan meletakkan karet dikepala kemudian dijatuhkan ke
lantai. Jika jatuhnya ada yang pisah, maka diulangi lagi. Karet ditiup sekali.
Apabila setelah ditiup ada karet yang tidak bergabung dengan karet lainnya,
maka karet tersut menjadi milik pemain yang meniup.
Permainan ini dulu sangat digemari anak-anak untuk bermain dimalam hari
sambil menanti saat tidur. Namun sekarang hampir tidak kita dapati permainan
ini karena semakin terdesak oleh kebutuhan dan kesenangan pribadinya sesuai
tuntutan jaman yang semakin canggih.
20.
Cekinan
Cekinan adalah permainan anak dengan menggunakan kartu yang berbentuk
lingkaran dan salah satu sisinya terdapat gambar. Setiap satu gambar dimiliki
oleh sepasang kartu sehingga dalam memainkannya, intinya harus bisa
menggabungkan kartu yang memiliki gambar sama. Cara memainkannya adalah
mengocok kartu terlebih dahulu kemudian dibagikan ke para pemain. Jika tidak
ada gambar yang sama, maka bisa mengambil taruhan dalam permainan
bermacam-macam tergantung apa yang sedang ngetren saat ini. Misalnya karet,
kartu bergamabar, kelereng dll.
21.
Kiu-Kiu
Kiu-kiu adalah permainan anak dengan menggunakan kartu bergambar.
Biasanya dibagian pojok atas kartu terdapat angka. Angka disini yang memiliki
peran utama karena dalam memainkannya dengan menjumlahkan angka paling
belakang. Bila sudah selesai dijumlah, maka nilai paling belakanglah yang
merupakan nilai terakhir. Cara memainkan kartu ini tidak jauh berbeda dengan
memainkan kartu remi, namun yang membedakan hanya skor terakhirnya saja yang
merupakan penentu keberhasilannya. Taruhan yang digunakan adalah kartu
bergambar pula.
22.
Mek Wit
Mek Wit adalah permainan anak dengan cara memegang pohon apabila akan
ditanggakp oleh pemain penjaga. Permainan ini dimulai dengan undian terlebih
dahulu dengan melakukan hom pim pa. Pemain yang kalah akan menjadi penjaga.
Pemain yang kalah menyuruh pemain lainnya unyuk memegang salah satu pohon.
Untuk sampai di pohon yang dikehendaki, para peserta mendapat serangan dari
pemain yang kalah. Untuk menghindarinya, para pemain dapat memegang pohon
lainnya agar tidak jadi diserang. Bila gagal untuk sampai di pohon yang
dikehendaki karena dapat serangan dari penjaga, maka menjadi penjaga, tetapi
jika yang gagal lebih dari satu orang maka hom pimpa terlebih dahulu.
Permainan ini dulu sangat digemari anak-anak untuk bermain disiang hari
. Namun sekarang hampir tidak kita dapati permainan ini karena semakin terdesak
oleh kebutuhan dan kesenangan pribadinya sesuai tuntutan jaman yang semakin
canggih.
21. Macan-macanan
Macan-macanan yaitu permainan anak dengan menggunakan satu batu besar
sebagai harimau dan batu kecil sebanyak dua puluh lima sebagai mangsanya.
Permainan ini dilakukan diatas persegi panjang yang lengkap dengan
bentuk-bentuk garis yang beraturan. Apabila harimau berhasil memakan mangsanya
tanpa sisa, maka harimaunya menang dan sebaliknya jika mangsa berhasil
mengepung harimau maka akan menang pula. Harimau dapat memakan manga apabila
bisa melompati mangsa yang berjumlah ganjil. Apabila dalam permainan ini
hariamau menang, maka akan beralih menjadi mangsa. Begitu pula sebaliknya.
23.
Angka-angkanan
Angka-angkanan yaitu permainan anak dengan cara menebak angka 1 sampai
25 dengan cara saat menulis ditutup dengan tangan sehingga pemain yang bertugas
menebak sangat memperhatikan gerakan penlis angka. Dalam pemainan ini yang
memiliki poin sedikit akan mendapat hukuman sesuai kesepakatan.
24.
Nama-namanan
Nama-namanan yaitu permainan anak dengan cara mengisi garis-garis yang
kosong. Yng dikukan pertama kali adalah nama apa yang akn digunakan dalam
permainan ini. Misalnya nama buah, nama hewan , nama kota dan nama-nama
lainnya. Untuk menentukan huruf pertama dalam menentukan nama diperlukan
pemilihan huruf dengan cara mmenghitung jari namum hitungannya diganti dengan
huruf alfabetis. Penentuan kalah dan menangnya diadakan pengkomulasian nilai
pertama hingga terakhir. Pemain yang kalah akan mendapat hukuman dari yang
menang.
25.
Slodor
Slodor yaitu permainan anak yang dilakukaan pada lapangan bulu tangkis
yang suyadah dibagi menjadi 6 gagian. Dalam permainan ini ada dua regu yang
masing regunya terdiri dari 5 oarang. Masing-masing regu menunjuk satu orang
untuk menjadi perwakiilan yang menentukan menang atau kalah. Pemain yang kalah
menjaga disetiap garis atau kotak yang sudah dutentukan sampai bats akhir garis
dan berusaha menghindari penjaga kotak tersebut.
Permainan ini dulu sangat digemari anak-anak untuk bermain dimalam hari
sambil menanti saat tidur. Namun sekarang hamper tidak kita dapati permainan
ini karena semakin terdesak oleh kebutuhan dan kesenangan pribadinya sesuai
tuntutan jaman yang semakin canggih.
26.
Buang Kucing Garing
Buang kucing garing adalah permainan anak dengan menggunaka empat
lingkaran. Permainan ini terdiri dari dua kelompak yang masing-masing kelompok
terdiri dari lima orang. Untuk menentukan pemain yang kalah dilakukan hom pim
pa terlebih dahulu.
Masing-masing lingkaran berjarak satu meter. Empat pemain yang menang
masuk kedalam masing-masu\ing lingkaran Dalam permainan ini yang menang harus
bertukar tempat dan jangan sampai terkena oleh penjaga atau pemain yang kalah.
Apabila penjaga tidak dapat menyentuh pemain dalam waktu beberapa menit maka
para pemain yang menang membuang pemain penjaga. Penjaga tersebut berarti
menjadi kucing garing.
Permainan ini dulu sangat digemari anak-anak untuk bermain disiang
hari. Namun sekarang hampir tidak kita dapati permainan ini karena semakin
terdesak oleh kebutuhan dan kesenangan pribadinya sesuai tuntutan jaman yang
semakin canggih.
27.
Sepur-Sepuran
Sepur-sepuran adalah permainan anak yang minimal dimainkan oleh sepuluh
orang. Para pemain mewakilkan dua orang untuk menjadi penjaga atau member
pertanyaan kepada para pemain. Untuk menentukan siapa yang ikut diantara dua
penjaga(pemberi pertanyayan), maka pemain diberi pertanyaan. Pertanyaannya
terserah penjaga.
Para pemain dan penjaga pada setiap perjalanan menyanyikan lagu
Jamuran. Penjaga memberi pertanyaan kepada pemain yang masuk kedalam perangkat
penjaga setelah lagu selesai. Diakhir permainan, pemain yang anggotanya paling
banyak akan digendong oleh pemain yang anggotanya sedikit.
Permainan ini dulu sangat digemari anak-anak untuk bermain dimalam hari
sambil menanti saat tidur. Namun sekarang hampir tidak kita dapati permainan
ini karena semakin terdesak oleh kebutuhan dan kesenangan pribadinya sesuai
tuntutan jaman yang semaikin canggih.
28.
Sagedulan malih
Sagedulan malih yaitu permainan anak yang dilakukan oleh lima orang
atau lebih. Para pemain hom pim pa terlebih dahulu. Pemain yang kalah tengkurap.
Salah satu pemain menjadi pemegang batu kecil kemudian menjalankan batu
tersebut dengan cara memtar-mutr batu diatas tangan para pemain. Para pemain
menyanyikan lagu Sagedulan Malih. Ketika lagu selesai yang kalah harus menebak
siapa yang membawa batu tersebut sambil menyanyikan lagu Songke Aku Dewe. Bila
pemain yang kalah dalam menebak maka dia akan jadi lagi namun bila benar dalam
menebak maka orang yang ditebak akan menggantikan pemain yang kalah.
Permainan ini dulu sangat digemari anak-anak untuk bermain dimalam hari
sambil menanti saat tidur. Namun sekarang hampir tidak kita dapati permainan
ini karena semakin terdesak oleh kebutuhan dan kesenangan pribadinya sesuai
tuntutan jaman yang semaikin canggih.
29.
Undhar Klunthung
Undhar kluntung adalah Permainan anak dengan menggunakan kelapa
kluntung. Kelapa kluntung adalah kelapa yang berlubang karena dimakan tupai
atau bajing. Permainan ini dilakukan minimal 4 orang dan peminnya harus genap.
Cara memainkannya yaitu dengan meletakkan kluntung ditengah lapangan
sebagai pusatnya. Penmain membuat lingkaran dan menghadap ke pusat lapangan.
Pemainnya selang-seling yang terdiri dari 5 orang berdiri dan 5 lainnya duduk
dengan meluruskan kedua kaki menempel pada kluntung tersebut. Pemain yang
berdiri memegangi tangan anak yang duduk. Pemain yang duduk berusaha mengangkat
pinggulnya sehingga lurus dengan kemiringan 30 atau 45 derajat. Dengan tetap
berpegangan, uang berdiri membawa amak yang duduk tersebut untuk berputar
kekanan atau kekiri secara serempak dengan langkah yang silang. Berapa kali
putar menurut perjanjian, kemudian bergantian yang tadi berdiri sekarang ganti
duduk dan yang tadi duduk ganti berdiri untuk berputar.
Permainan ini dulu sangat digemari anak-anak untuk bermain disiang
hari. Namun sekarang hampir tidak kita dapati permainan ini karena semakin
terdesak oleh kebutuhan dan kesenangan pribadinya sesuai tuntutan jaman yang
semakin canggih.
30.
Permainan Jenthot
Permainan jenthot adalah permainan anak yang dilakukan dengan
menggunakan batu gepeng dengan ukuran garis tengah kurang lebih 5-8 cm. Setiap
anak memiliki sebuah batu sebagai patah.
Kata jenthot berasal dari kata jenthit dan bunyi thot. Ada 2 group yang
berlawanan dalam permainan ini misalnya 2-4 orang tiap groupnya. Lapangan yang
dibutuhkan dalam permainan ini adalah 3-5m. Garis a untuk pemain sedangkan
garis b untuk lawan.
Cara memainkan permainan ini dimulai dengan undian siapa yang akan main
lebih dahulu. Batu lawan diletakkan berdiri berderet dengan jarak 2 m pada
garis b. Pemain berdiri didaerah garis.
A.
Jenthot Panggeng:
I.
Permainan Pertama (Balang)
1.
Pemain melemparkan batu patahnya
kearah batu lawan pada garis.
2.
Kalau terkena berarti permainan
pertama demenangkan oleh pemain. Kalau tidak kena, maka harus dikenakan dengan
cara:
a.
Anak putri:
- Batu
patah dipegang dan berdiri pada tempat dimana patahnya tadi jatuh. Sambil
menghadap pada batu lawan merentangkan kaki dan melempar batu lawan
merentangkan kaki dan melempar batu lawan lewat antara kedua kaki (slobok).
-
Kalau kaki tidak kena (mati) bisa dibantu oleh temannya yang masih dianggap
hidup.
b.
Anak Putra
-
Untuk mengenai batu lawan harus dilakukan dengan kayang.
II. Permaina
Kedua (Jenthot)
Batu
lawan diatur kemabali pada garis b seperti semula. Pemain siap dengan kaki
kanan diatas garis a dan batu patah diatas jari-jari kaki dan sekali langkah
mengarah ke batu lawan. Kalau tidak kena saling membantu seperti permainan
pertama.
III.
Permainan Ketiga (Goyang)
Batu
lawan diatur kembali pada garis b seperti semula. Pemain meletakkan batu pada
kaki kanan dan diangkat dari tanah (digoyang-goyangkan) dan berjalan dengan
kaki kiri menuju batu lawan pada garis b. Batu pada kaki dikenakan dengan batu
lawan sampai roboh. Bantu membantu seperti pada permainan I dan II. Permainan
selesai, sebagai hadiah sesuai dengan perjanjian yaitu gendong satu kali atau
pulang pergi. Lawan bermain berganti masuk.
B.
Jenthot Giring
Permainan
sama dengan A tetapi dengan tujuan menggiring batu-batu lawan dari garis b agar
bisa masuk kedalam garis a. Pada permainan ketiga (goyang), sampai pada batu
lawan, batu patah yang diatas kaki diayunkan keatas dan diterima dengan tangan
. Kemudian dengan tangan inilah mengusahakan agar batu lawan masuk kegaris a.
Apabila satu batu lawan sudah ada yang masuk kegaris a berarti permainan
selesai.
Permainan ini dulu sangat digemari anak-anak untuk bermain disiang
hari. Namun sekarang hamper tidak kita dapati permainan ini karena semakin
terdesak oleh kebutuhan dan kesenangan pribadinya sesuai tuntutan jaman yang semakin
canggih.
31.
Permainan Keduk-Keduk Susu
Keduk-keduk susu adalah perminan anak yang dilakukan dengan menggunakan
sebutir batu kecil untuk ditebak. Permainan ini dilakukan 2-4 orang tiap group.
Dimulai dengan undian siapa yang main lebih dulu. Salah seorang menjadi
pemimpin. Dua group tersebut berdiri berderet kesamping berhadapan berlawanan.
Jika dalam group tersebut terdapat 4 orang, seorang menjadi pemimpin
dan yang 3 orang jongkok dengan menutupkan tangannya pada perut. Pimpinan
dengan sebutir batu digenggam memindah-mindahkan diantara ketiga anak tersebut
pada tangan mereka sambil semuanya bernyanyi. Selesai satu menyanyi pihak lawan
menebak dimana batu tadi berada. Kalau tidak tertebak, yang memegang batu
meloncat satu kali kedepan. Kalau tertebak permainan beralih kepada lawan.
Permaina dianggap selesai apabila salah satu seoarang sudah dapat sampai
didaerah lawan. Sebagai hadiah menurut perjanjian “GENDHONG” satu kali atau
pulang pergi.
Permainan ini dulu sangat digemari anak-anak untuk bermain dimalam hari
sambil menanti saat tidur. Namun sekarang hampir tidak kita dapati permainan
ini karena semakin terdesak oleh kebutuhan dan kesenangan pribadinya sesuai
tuntutan jaman yang semakin canggih.
32.
Gatik
Permainan gatik adalah permainan anak denagn menggunakan gatik yaitu
tongkat Yang terbuat dari kayu yang ditata pada atas bata lalu dipukul dengan
kayu yang lebih panjang sejauh mungkin agar tidak tertangkap lawan, lalu
langkah selanjutnya diletakkan di atas tangan dan kaki. Apabila lemparannya
tidak tertangkap maka menang
Permainan ini dulu sangat digemari anak-anak untuk bermain disiang
hari. Namun sekarang hamper tidak kita dapati permainan ini karena semakin
terdesak oleh kebutuhan dan kesenangan pribadinya sesuai tuntutan jaman yang
semakin canggih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar